Sosmed:

Latest Post

Minggu, 07 Mei 2017

Gerakan Macan Manis Mulai Diadopsi di Desa Jetis

Pemerintahan Desa Jetis bekerja sama dengan KKN IAIN Purwokerto, secara resmi meluncurkan gerakan Macan Manis. Gerakan ini merupakan singkatan dari mama cantik menanam cengis, Senin 8 Mei 2017. Kegiatan ini adalah wujud tindak lanjut kegiatan serupa yang telah dicetuskan oleh Bupati Purbalingga secara serentak pada awal April kemarin. 



Cahyani Dwi Hargani, Kepala Desa Jetis mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengertian arti pentingnya lahan pertanian di sekitar rumah, sehingga para ibu rumah tangga dituntut untuk memanfaatkan lahan sempit disekitar lingkungan rumah dengan cara ditanami tanaman apotik hidup, sebagai contoh adalah tanaman cengis.


Bertempat di aula Balai Desa Jetis, kegiatan ini diikuti oleh sedikitnya 70 ibu-ibu perwakilan dari masing-masing RT, turut mengundang pula Didit Erianto dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kemangkon. Dalam uraiannya, beliau memberikan bagaimana cara tanam cengis dengan media polybag. Dijelaskan pula bagaimana cara mengolah campuran tanah yang baik untuk media tanam, serta bagaimana cara perawatannya.  

Ketua KKN IAIN Purwokerto, Miftakhun Ni'am dalam sambutannya menjelaskan, tujuan lain kegiatan menanam cengis ini adalah untuk memberikan alternatif warga dalam mengurangi ketergantungan membeli bahan makanan di warung, karena dengan menanam cengis dan tanaman holtikultura di rumah, warga bisa menghemat pengeluaran untuk dapurnya. Tim KKN IAIN Purwokerto menyediakan 400 buah polybag lengkap dengan tanah dan bibit cengis untuk dibagikan ke warga secara cuma-cuma. (UH)

Senin, 01 Mei 2017

KKN IAIN PURWOKERTO GELAR PELATIHAN PEMBUATAN KERIPIK ARES PISANG

Jetis - Ares, mungkin satu kata yang begitu asing bagi kita, apa itu ares? ya bagi orang perkotaan, ares mungkin sangat asing ditelinga. Bagaimana di masyarakat desa? nama Ares mungkin hanya beberapa orang yang tahu. Adalah batang pisang muda, ya ares adalah batang yang terdapat di bagian tengah dari sebuah batang pohon pisang. 



Biasanya bagi masyarakat desa, khususnya Desa Jetis, batang pohon pisang yang telah ditebang dan cuma diambil buahnya saja, lalu dibiarkan begitu saja. Namun ternyata, dari batang pohon pisang tersebut terdapat sumber bahan makanan yang mengandung vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Padahal untuk mendapatkan ares pohon pisang di Desa Jetis terbilang sangat mudah. Hampir setiap pekarangan rumah warga ditanami pohon pisang. 

Untuk apa ares ini dimanfaatkan? ares bisa dimanfaatkan untuk dibuat suatu camilan yang enak dan gurih. Camilan  ini diberi nama keripik ares pisang. Oleh Tim KKN dari IAIN Purwokerto ares pohon pisang disosialisasi menjadi camilan berbentuk keripik. Pohon pisang yang direkomendasikan untuk diambil aresnya adalah jenis pisang kepok atau jenis pisang lain yang jantung pisang tersebut bisa dikonsumsi.
Bapak Sugeng Siswanto ( Tiga dari Kiri)

Bertempat di aula balai desa Jetis, pelatihan pembuatan keripik ares pisang diadakan pada hari Selasa (2/5). Kegiatan ini diadakan oleh TIM KKN IAIN Purwokerto dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintahan Desa Jetis. Turut terlibat didalamnya mengundang langsung pencipta produk keripik ares pisang yaitu Bapak Sugeng Siswanto dari Sumpyuh Banyumas beserta istri. Serta dihadiri oleh pengurus PKK Desa Jetis dan undangan perwakilan setiap RT. Tercatat 30 peserta mengikuti pelatihan pembuatan keripik ares pisang.

Dalam sambutannya, ketua koordinasi tim KKN IAIN, Miftakhun Ni'am menjelaskan alasan diselengarakannya kegiatan ini karena di Desa Jetis banyak terdapat pohon pisang yang sangat disayangkan setelah ditebang, batang pohon pisang tersebut dibiarkan begitu saja. Sedangkan Kepala Desa Jetis, Cahyani Dwi Hargani dalam sambutannya, mengutarakan harapannya setelah kegiatan ini, masyarakat desa Jetis bisa menciptakan produk dari bahan dasar ares pisang ini sehingga menambah nilai ekonomis dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa Jetis. Tak Lupa pula, kepala desa Jetis memberikan testimoni setelah mencoba mencicipi keripik ini, "Enak, gurih, dan sangat cocok untuk cemilan sehari-hari" pungkas Cahyani Dwi Hargani. (UH)

Senin, 20 Maret 2017

GIAT GOTONG ROYONG WILAYAH DUSUN III DESA JETIS

Jetis - Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, warga dusun III Desa Jetis mengadakan giat gotong royong membersihkan lingkungan. Dusun III yang terbagi menjadi 5 RT dan 2 RW ini bersama-sama kerja bakti membersihkan lingkungan mereka hari Minggu pagi, 19 Maret 2017. Kegiatan bersih-bersih lingkungan ini diinisiasi langsung oleh Kepala Desa Jetis, Cahyani Dwi Hargani yang dimana kegiatan serupa telah dilaksanakan di wilayah Dusun I dan Dusun II dalam bulan ini.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk membersihkan dan merapikan lingkungan. Bentuk kegiatan bersih-bersih diantaranya, pemangkasan pepohonan yang mengganggu jaringan kabel listrik, pembersihan saluran air/got, pembersihan tanaman pengganggu, pemungutan sampah plastik, dan pembersihan tempat ibadah.



Kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga di RT masing-masing, seperti di RT 14, ada gotong royong pemindahan pos kamling, pembersihan lapangan voli, dan pembersihan musala. Di RT 13, pembersihan ranting-ranting pohon yang mengganggu kabel PLN dan pembersihan saluran air. di RT 15 dan 16 secara bekerja sama warga melakukan perapihan tanaman "tetean", penebangan pohon yang mengganggu akses jalan, dan pemungutan sampah plastik. Sedangkan di RT 17, berupa pembersihan saluran air/ got dan pembersihan pepohonan yang liar.



Kepala dusun III, Watri Wibowo memimpin langsung kegiatan ini, beliau ikut turun bersama warga membersihkan lingkungan, dari RT 13 sampai RT 17. Masing-masing ketua RT juga tampak bersama warga lainnya ikut turun membersihkan lingkungan. Pun begitu pemuda-pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna dusun III nampak kompak membersihkan musala di RT 14 dan RT 16. Sedangkan ibu-ibu juga banyak yang ikut membantu membersihkan lingkungan dan sebagian juga ada yang menyediakan makanan ringan untuk warga yang telah selesai kerja bakti secara sukarela. (UH)

Minggu, 12 Februari 2017

TIM LESTARI BUMI JETIS KUNJUNGI PURI GEDEH



Semarang - Paving Blok dari bahan sampah plastik karya Bapak Karsin yang begitu booming di pemberitaan media cetak maupun elektronik, pada prosesnya sampai terdengar oleh Ibu Siti Atikoh, Istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Beliau secara khusus mengundang Bapak Karsin bersama Tim Lestari Bumi Desa Jetis, untuk mampir ke rumah dinas gubernur Jawa Tengah "Puri Gedeh" Jalan Gubernur Budiono, Gajahmungkur, Semarang. Di akhir kunjungannya setelah memberi kuliah singkat tentang pengelolaan sampah plastik di Desa Brumbung Demak, Tim Lestari Bumi Desa Jetis menyempatkan untuk memenuhi undangan dari Ibu Siti Atikoh pada Minggu (12/2)

Kedatangan Tim Lestari Bumi Desa Jetis disambut oleh ajudan Ibu Siti Atikoh. Tak lama berselang, Ibu Atik, (panggilan akrab) mempersilahkan tim untuk menempati ruang tamu. Pertemuan ini berlangsung tertutup selama kurang lebih 90 menit dari pukul 15.00 sampai dengan 16.30. Dalam pertemuan ini, tim mempromosikan hasil produksi Desa Jetis berupa paving blok yang terbuat dari sampah plastik. Pada mulanya Ibu Atik bingung, bagaimana proses pembuatannya. Setelah dijelaskan oleh tim dan ditontonkan beberapa video dokumentasi yang diambil dari cuplikan berita di tv swasta, Ibu Atik bisa menangkap proses pembuatannya, beliau mengibaratkan pembuatan paving blok ini seperti  pembuatan cokelat batangan. Ibu Siti Atikoh memberi wejangan bagaimana caranya produk paving blok dari bahan sampah plastik ini bisa bersaing dengan paving pada umumnya. Beliau juga menekankan agar tim berusaha memasarkan produk paving ini dengan menonjolkan kelebihan paving sampah plastik, sehingga konsumen bisa membeli produk tersebut tanpa ragu.  Antusiasme ibu gubernur terlihat manakala tujuan dari pembuatan paving sampah plastik ini tidak hanya dari sisi ekonominya saja, namun juga supaya sampah plastik bisa dimanfaatkan untuk dibuat barang yang memiliki manfaat dalam jangka panjang, bukan hanya sekedar barang dari sampah yang akhirnya kembali jadi sampah. Ibu Gubernur juga memamerkan produk dari suatu daerah di Jawa Tengah berupa tas yang terbuat dari ban mobil bekas. Namun sayang, pada waktu yang bersamaan, tim tidak bisa bertemu dengan Gubernur, Ganjar Pranowo yang manakala itu sedang melakukan kunjungan ke Ambarawa. 

Harapan beliau apa yang menjadi niat dari Tim Lestari Bumi, untuk terus diteruskan, dan diperbanyak hasil produksinya sehingga secara tidak langsung membantu Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dalam menangani masalah sampah plastik. Beliau juga berjanji dalam waktu dekat akan mengupayakan untuk mengunjungi sentra pembuatan paving blok Lestari Bumi Desa Jetis disela-sela kunjungannya ke Purbalingga. (UH)

KARSIN BERI PELATIHAN OLAH SAMPAH DI BRUMBUNG DEMAK

Demak - Permasalahan sampah memang terjadi dimana-mana, tidak hanya di Desa Jetis, di kota pun sampah masih menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh masyarakatnya. Tak terkecuali di desa Brumbung, Kecamatan Mranggen Demak, sebuah desa yang terletak tidak jauh dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini, juga mengalami permasalahan dalam penanganan sampah. Oleh karenanya Pemerintahan Desa Brumbung, meminta secara khusus kepada Kelompok Paving Blok Plastik Lestari Bumi Desa Jetis yang dimotori oleh Bapak Karsin, untuk datang ke desa Brumbung guna memberi pelatihan pengelolaan sampah menjadi barang yang memiliki nilai guna. Kepala Desa Brumbung, Akib Musadad S.Kom, mengakui sampah anorganik seperti plastik masih banyak ditemui di  tempat tinggalnya dan kurangnya kesadaran masyarakat akan sampah plastik ini, mendorong beliau untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cara pelatihan pengelolaan sampah plastik yang diubah menjadi Paving Blok.


Kegiatan pelatihan pengolahan sampah plastik ini diselenggarakan di aula kantor kepala desa Brumbung, Mranggen, Minggu (12/2) dengan pemberi materi dari Kelompok Paving Blok Plastik Lestari Bumi Desa Jetis, diikuti sekurangnya 50 peserta yang datang dari pengurus PKK, karang taruna, dan masyarakat umum Desa Brumbung. Dalam pelatihan ini, disuguhkan materi pengenalan berbagai macam sampah, permasalahan yang ditimbulkan langsung oleh sampah, dan penanganan masalah sampah, yang salah satunya adalah mengolah sampah anorganik khususnya plastik menjadi paving blok. Proses pembuatan paving blok berbahan dasar sampah juga dijelaskan dalam kegiatan ini selain itu ada praktik pembuatan paving blok yang dilatih langsung oleh Bapak Karsin.


Antusiasme peserta begitu besar dalam acara ini dengan aktif bertanya tentang bagaimana proses pembuatannya, kelebihan apa yang dimiliki produk paving dari bahan dasar plastik ini, serta kedepannya mereka akan lebih serius untuk mengolah sampah di tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, peserta juga melihat langsung proses pembuatan paving blok dari proses awal pembakaran, pencetakan, hingga menjadi paving blok. Camat Mranggen, Wiwin Edi Widodo yang ikut memberikan sambutan dalam kegiatan ini, menekankan pentingnya pegolahan sampah di daerahnya, apa yang Bapak Karsin berikan diharapkan bisa diamati, dicontoh, dan dimodifikasi, sehingga secara tidak langsung akan mengurangi permasalahan sampah. Kepala Desa Jetis Cahyani Dwi Hargani yang turut serta dalam rombongan Bapak Karsin menambahkan, apa yang kita lakukan hari ini adalah bentuk kerjasama antar desa  dalam rangka mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah (UH)

Rabu, 25 Januari 2017

JETIS TURUNKAN TIM IKUTI LOMBA LARI TANDU 5 KM



Tim Lari Tandu 5 Km deJetis
Jetis, Dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Panglima Besar Jenderal Soedirman, Pemkab Purbalingga bekerja sama dengan Kodim 0702 Purbalingga menggelar serangkaian kegiatan Hari Jadi Pangsar Jenderal Soedirman di Kompleks Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal Soedirman, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, dari tanggal 24 - 28 Januari 2017. Salah satu dari serangkaian kegiatan tersebut adalah lomba Lari Tandu sejauh 5 km dengan mengambil start dari Desa Pekiringan Karangmoncol Purbalingga dan Finish di MTL Jenderal Soedirman pada hari Rabu,25 Januari 2017 . Diadakannya Lari Tandu ini sebagai wujud napak tilas perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam berperang gerilya melawan Belanda pada masa penjajahan dahulu kala. Peserta Lari Tandu terdiri dari 4 orang dan membawa satu buah tandu yang dikreasikan sendiri oleh peserta mirip dengan tandu asli yang dipakai Jenderal Soedirman jaman dahulu. Kekompakan, pantang menyerah, dan saling dukung yang dipupuk dalam kegiatan ini. 

Desa Jetis tak lupa mengirimkan peserta dalam mengikuti kegiatan Lari Tandu ini, empat peserta dan dua official dikirim Rabu pagi. Mereka adalah Slamet Purwito (RT 15), Edi Darjito (RT 15), Hadi Susanto (RT 15) dan Slamet (Dusun I). Sedangkan dua official yang ikut mendampingi mereka adalah Sudirman (Kepala Dusun II) dan Watri Wibowo (Kepala Dusun III). "Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menjiwai semangat perjuangan Jenderal Soedirman dalam melawan penjajah" kata Edi Darjito, sedangkan Hadi Susanto menambahkan apa yang kita lakukan hari ini bukan apa-apa jika dibanding dengan ketika Jenderal Soedirman ditandu memimpin perang gerilya dibawah ancaman penjajah. 

Dalam kegiatan ini pula yang dibuka oleh Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga, diberikan pula dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori peserta terbanyak Lari Tandu, dan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terbanyak selama tahun 2016. Penghargaan ini diberikan langsung kepada Bupati Purbalingga, Bapak Tasdi, dan Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon, dan disaksikan oleh pimpinan OPD serta tamu undangan.





Rabu, 11 Januari 2017

KREATIF, WARGA JETIS CIPTAKAN MINIATUR ROBOT DARI LIMBAH KAYU LAPIS

Jetis - Setiap orang pasti memiliki kreatifitas, namun kemampuan kreatifitas tersebut tidak selalu ditonjolkan kepada orang lain. Bentuk kreatifitaspun bermacam-macam, dari kreatifitas gerak dan lagu, hingga kreatifitas dalam membuat sebuah benda yang unik. Seperti salah satu warga di Jetis, Nanang Triono, warga RT 10 RW 03 Dusun II Desa Jetis, Nanang menciptakan ide yang belum ditemui di daerah lain, kreatifitasnya sungguh unik. Ya, lewat tangan kreatifnya, ia membuat aneka kerajinan tangan yang terbuat dari limbah kayu lapis dan daun pakis. Kerajinan tangan yang ia ciptakan berupa miniatur robot, miniatur kapal, miniatur becak, miniatur naga. Selain miniatur, ia membuat barang produktif lainnya berupa bros, liontin, kayung, cincin. Namun, bukan bros sembarang bros, bros dan lainnya terbuat dari limbah kawat tembaga dari trafo ataupun dinamo yang sudah tidak dipakai. 
Robot

Robot

Ditemuinya di rumah Nanang, ia sudah menekuni membuat barang-barang unik tersebut beberapa tahun yang lalu, awalnya cuma iseng, namun karena merasa mengasyikkan, ia tetap melanjutkan hobinya hingga sekarang disela-sela kesibukannya sebagai buruh pabrik di pabrik kayu lapis yang tak jauh dari rumahnya. 
Becak

Becak

Untuk membuat aneka kerajinan tangan tersebut, Nanang tidak kesulitan mencari bahan bakunya. Semua bahan bakunya sangat mudah diperoleh disekitar tempat tinggalnya. Seperti limbah kayu lapis yang digunakan untuk membuat berbagai miniatur, ia dapat mengambilnya di tempat dia bekerja tanpa harus mengeluarkan uang, karena itu adalah limbah sisa produksi kayu lapis yang sudah tidak terpakai. Ia juga dengan mudah mendapatkan daun pakis untuk bahan pembuatan miniatur di tepi sungai dan selokan. 
Kalung 

Bros

Bagaimana keunikan miniatur yang dibuatnya? 

Miniatur robot yang terbuat dari limbah kayu lapis ini sangat unik, mengapa? miniatur ini sama persisnya seperti robot yang ada di film Transformer, miniatur ini bisa dibentuk dari wujud kepala truk tronton ala Optimus Prime, lalu bisa dirubah menjadi robot utuh ala Optimus Prime. Ada lagi miniatur robot gabungan seperti difilm Power Rangers, lima miniatur robot binatang bisa disatukan menjadi satu robot utuh. sangat detail dalam pengerjaan pembuatan miniatur ini, bisa berdiri, bisa digerakkan tangan dan kakinya.  Miniatur becak, juga sangat persis dengan aslinya, tutup atap becak yang bisa di lepas, dan rem tangan yang sangat mirip dengan aslinya, serta gambar pemandangan dan tulisan yang biasa kita temukan di belakang becak.  Miniatur Naga terbang juga tak kalah bagusnya, badan miniatur ini terbuat dari daun pakis, bentuknya seperti sisik naga aslinya, dipoles dengan cat khusus untuk menambah keaslian bentuknya. Sayap naga dibuat dari limbah kayu lapis, Pembuatan bros, liontin, kalung, dan cincin juga sangat menarik, dibuat dari limbah kawat tembaga yang terdapat dalam dinamo dan travo, disulap menjadi barang-barang tersebut dengan seni artistik yang sangat sempurna. Batu akik juga tak kalah ketinggalan, walaupun ketenarannya sudah mulai memudar, batu akik ikut menghiasi kesempurnaan hasil karya Nanang. 
Kapal

Kapal

Hasil Karya Nanang Curi Perhatian Bu Tasdi.

Kratifitasnya menghasilkan barang-barang unik diatas nampaknya sampai di telinga ibu Erni Widyawati, anggota DPRD Purbalingga dan istri dari Bupati Purbalingga, Tasdi. Ibu Erni atau yang kerap disapa Bu Tasdi ini, sempat mengunjungi tempat tinggal Nanang untuk secara langsung melihat proses pembuatan kerajinan tangannya disela-sela kunjungan beliau di Desa Jetis pada Jum'at (6/1) Beliau sangat apresiatif dan bangga tentunya melihat ada warganya yang sangat kreatif dalam membuat kerajinan unik ini. Beliau juga terheran-heran melihat hasil karya Nanang, dan bertanya-tanya "kok bisa limbah kayu lapis dibentuk menjadi robot". Beliau juga takjub melihat bros berbentuk mirip laba-laba yang dipamerkan Nanang. Ibu Tasdi juga menyempatkan membeli bros berbentuk laba-laba tersebut dan langsung dipakai.


Ditemui terpisah, kepala Desa Jetis, Cahyani Dwi Hargani mengatakan apa yang dihasilkan oleh Nanang adalah salah satu produk unggulan di Desa Jetis, sangat unik dan lain daripada yang lain. Tentunya dari desa, akan terus mengakomodir kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk bisa meningkatkan produksinya serta ikut mendorong promosi produk-produk Nanang pada khususnya dan produk-produk desa Jetis pada umumnya. (upikom)